watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

CERITA SKANDAL SEKS DIRUMAH
<

Ketika mendengar skandal, lebih banyak dari kita
berfikir itu adalah cerita seks, cerita dewasa yang
banyak orang suka, dan biasanya cerita seks di
iringi dengan beredarnya foto bugil ataupun
video bokep sang pelaku skandal. lalu
bagaimana cerita seks skandal kali ini? Berikut
cerita lengkapnya :
Vivi baru aja pulang dari sekolah. Dia lagi sebal,
karena tidak seorangpun yang menjemputnya.
Padahal biasanya dia selalu ada yang
menjemput, khususnya supir keluarganya.
Sudah ditelpon berkali-kali, mulai dari HP
maminya, HP supirnya, telepon rumah, tetapi
tidak ada yang mengangkat. Akhirnya dia
putuskan untuk pulang naik taksi.
Sesampainya di rumah, Vivi segera masuk
kedalam dan mencari supir keluarganya. Hendak
didamprat. Hehehe…Biasa. Putri tunggal selalu
judes dan manja. Dia melihat mobil yang biasa
dibawa sang supir terparkir didalam garasi. Hal
itu membuat dia semakin kesal. Dia berpikir sang
supir pasti ketiduran.
Dengan emosi dia segera menuju kekamar
belakang tempat supirnya biasa beristirahat.
Namun dia tidak menemukan siapapun disana.
Bahkan, pembantu-pembantunya yang lain juga
kok pada “menghilang”. Setelah mencari kesana
kemari tanpa hasil, Vivi akhirnya sedikit reda
emosinya. Dia lalu naik ke atas dan menuju
kekamarnya. Setelah mengganti baju
seragamnya dengan pakaian yang lebih
nyaman, dia segera merebahkan tubuhnya ke
ranjang.
Selama beberapa waktu, diatas ranjang Vivi
cuman bisa balik kiri, balik kanan. uh…
nampaknya dia tidak bisa tertidur. Biar udara
dikamarnya cukup sejuk, ada sesuatu yang
menghalanginya tertidur. Entar kenapa dia
merasa ada yang mengganjal didalam hati.
Kemudian dia mendengar suara pintu kamar
ortunya dibuka. “Wah, mami dirumah to…”,
demikian pikirnya. Dia lalu meloncat turun dari
ranjang dan keluar dari kamar. Vivi hendak
“mengajukan” keluhan karena tidak seorangpun
yang menjemputnya dari sekolah.
Begitu dia keluar kamar, wah…dia cuman melihat
sang supir keluar dari kamar ortunya dan
menuju ke tangga. Melihat ada Vivi disana, supir
itu nampak terkejut. Dengan cepat Vivi
menanyakan, kenapa kok tadi dia tidak dijemput.
Yudi, sang supir, sedikit gelagapan dengan
pertanyaan itu. Intinya dia minta maaf karena
tidak bisa menjemput karena ada sedikit
keperluan. Lalu dia buru-buru pamit dan turun
ke bawah. Vivi bahkan tidak sempat bertanya
untuk apa dia ada didalam kamar ortunya.
Curiga kalo Yudi mengambil sesuatu dari dalam
kamar tersebut, Vivi segera menuju kesana dan
masuk kedalam. Wah, ternyata didalam ada
maminya yang sedang tertidur pulas. Vivi jadi
berpikir macam2. Jangan-jangan ada sesuatu
antara maminya dengan Yudi. Dengan perasaan
tegang, dia mengawasi isi dari kamar tersebut.
Hatinya semakin gundah. Di lantai kamar
nampak berserakan kaus dan rok yang biasa
dipakai maminya. Juga tergeletak sepotong bra
hitam dan CD hitam. Duh. Masa sih maminya
selingkuh dengan Pak Yudi? Demikian pikirnya.
Tiba-tiba mata Vivi berkaca-kaca. Dia sungguh
tidak menyangka, kalo maminya sangat
mungkin ada affair dengan Pak Yudi, supirnya
sendiri. Bibirnya bergetar, menahan tangis yang
bisa meledak kapan saja.
Akhirnya, karena tidak kuat menahan
perasaannya, dia segera berlari kedalam
kamarnya sendiri dan menangis sejadi-jadinya.
Hatinya terasa hancur. Maminya, yang selama ini
selalu memberi nasehat tentang kesetiaan,
tanggung-jawab dan moral ternyata tak lebih
dari seorang wanita yang selingkuh terhadap
papinya. Vivi merasa sangat kesal dan
perasaannya remuk redam.

Sudah beberapa hari ini Vivi bersikap dingin
kepada maminya. Jika diajak bicara, Vivi cuman
jawab seadanya, itupun dengan nada datar.
Tentu sang ibunda merasa sedih, apalagi dia
tidak mengetahui alasan yang sebenarnya.
Minggu demi minggu pun berlalu. Namun rasa
kesal dan dendam dihati Vivi masih belum juga
hilang. Dia lalu bertekat ingin memergoki secara
langsung saat maminya berselingkuh dengan
Pak Yudi.
Akhirnya datang juga saatnya. Waktu itu, sekitar
bulan November beberapa tahun yang lalu.
Sepulang dari sekolah, dia lalu mengendap-
endap naik kelantai atas dan berjalan menuju ke
kamar ortunya. Jantung berdegub semakin
kencang, mendengar suara rintihan maminya
dari dalam kamar. Vivi lalu menempelkan
kupingnya ke pintu kamar. Selain suara
maminya, dia juga mendengar desahan penuh
nafsu dari seorang lelaki. Ya, dia mengenali suara
itu. Itu suara Pak Yudi!
GUBRAK !
Vivi membuka pintu kamar ortunya dengan
keras sampai membentuk tembok kamar bagian
dalam. Dia lalu menatap tajam kearah ranjang
dengan penuh emosi.
Duh, katanya jantungnya serasa ingin copot,
berdegub terlalu keras.
Dia melihat maminya sedang terlentang tanpa
busana diranjang. Supirnya, Pak Yudi sedang
asyik menyetubuhinya dari atas. Mereka masih
dalam posisi berpelukan dan berciuman bibir
saat Vivi tiba-tiba menyeruak masuk.
Ibunda Vivi tentu sangat kaget namun tidak bisa
berbuat apa-apa. Semua sudah terlambat.
Namun Pak Yudi masih terlihat tenang, serasa
tidak terjadi apa-apa. Dia masih asyik
menggoyang tubuh maminya Vivi dengan
santai, seakan memang sengaja ingin
menunjukkan hal itu.
Saya tidak tahu persis apa yang terjadi dengan
maminya Silvi+Pak Yudi (karena tidak ada
ceritanya). Yang pasti, setelah melihat itu, Vivi
segera kembali kedalam kamar, menangis
dengan keras.
Besok paginya, saat Vivi bangun, diamelihat
maminya sudah berdiri ditepi ranjang, membelai
kepalanya dengan lembut. Dengan perasaan
muak, dia membuang muka dan segera turun
dari ranjang. Sambil menangis, maminya ingin
mengajaknya berbicara namun Vivi tidak
menghiraukannya. Didalam hatinya sudah tidak
ada lagi yang namanya respek/hormat. Yang
ada hanyalah perasaan kesal, kecewa dan
dendam.

“Pak Yudi, kenapa kamu affair sama mami?”,
tanya Vivi ketus. Saat itu, mereka sedang
didalam mobil, sepulangnya Vivi dari sekolah.
Awalnya, Pak Yudi tidak menanggapi pertanyaan
anak majikannya itu. Namun, karena terus
didesak dengan nada yang ketus, akhirnya Pak
Yudi menjawab juga.
“Lha, mami kamu yang mau kok.”, ujarnya
enteng.
“Bohong ! Ga mungkin mami mau sama orang
kayak kamu!”, sahut Vivi ketus. Pak Yudi
terkekeh.
“Terserah nik. Mau percaya ya udah, ga percaya
ya udah. Tapi lah wong begitu kenyataannya.”,
ujar Yudi.
“Coba kamu pikir lah nik. Mana berani saya
menggoda mami kamu kalo dia nggak kasih
tanda dulu.”
“Maksudmu?”, tanya Vivi lagi, masih dengan
nada ketus.
“Ya mami kamu yang mau sama saya. Saya
cuman melayani kemauan ibu saja. Soalnya
mami kamu kan ada kebutuhan, sedang bapak
ngga bisa kasih.”, ujar Yudi.
“Awalnya mami kamu bilang cuman mau
‘pegang2′ saja. ya saya sih nurut aja sama
mami kamu. Ga tahunya kita maen beneran. Eh,
Trus mami kamu ketagihan ama saya.”, ujarnya
lagi, sambil tertawa ringan. “Mungkin saya ini
menarik dimata mamimu.”
Yudi memang cukup ganteng. Usianya masih
muda, sekitar 23 tahun. Badannya cukup tegap
dan berkulit gelap, mungkin karena dulu dia
pernah sebagai pekerja kasar seperti kuli
bangunan / kuli angkut barang di pasar induk
(berjemur).
Vivi terdiam. Papinya memang jarang pulang
dirumah. Suara bising lalu-lintas samar-samar
masih terdengar. Tak lama kemudian, mereka
sampai dirumah. Vivi segera masuk kedalam
rumah, sedang Yudi membuka bagasi mobil dan
mengambil barang-barang bawaan Vivi dari
sekolah tadi. Cukup banyak barangnya, soalnya
semuanya itu adalah untuk keperluan bazaar di
sekolah.
Setelah meletakkan tumpukan barang-barang
tersebut digarasi, Yudi menunggu Vivi diruang
tamu bawah, menunggu kepastian mau
disimpan dimana peralatan masak tersebut.
Setelah ditunggu selama beberapa menit,
nampaknya tidak ada tanda-tanda Vivi turun dari
atas. Tak sabar menunggu, dia lalu beranjak dari
kursi dan naik keatas menuju ke kamarnya Vivi.
Setelah pamit dan masuk kedalam kamar, Yudi
melihat Vivi sedang duduk termenung ditepi
ranjang. Dia masih memakai seragam
sekolahnya. Kondisi mental Vivi saat itu sedang
hancur. Dia tidak tahu lagi tentang panutan
hidup.
Yudi lalu ikutan duduk disampingnya. Entah
kenapa tiba-tiba ada keinginan dari dirinya untuk
menikmati Vivi juga. Dia lalu mengajak Vivi
bercakap-cakap.
Perlahan tapi pasti, Yudi merasa “pertahahan”
Vivi semakin mengendor. Dia sudah bisa
bercanda, walau masih dalam takaran yang
minim.
Saya tidak tahu bagaimana ceritanya, yang pasti
kemudian Yudi sudah berhasil menciumi Vivi.
Tangannya pun bergerilya, meremasi payudara
gadis cantik ini.
Yudi lalu pelan-pelan membuka kancing kemeja
seragam sekolah Vivi. Tak ada reaksi penolakan.
Yudi semakin bersemangat. Setelah berhasil
melepas kemejanya, dia lalu memeluk Vivi dan
menciuminya dengan penuh nafsu. Vivi cuman
diam saja sambil memejamkan mata,
membiarkan tubuhnya dijamah oleh supirnya
ini.
Tak puas sampai disini, Yudi lalu melepas bra
putih yang dipakai oleh Vivi. Setelah itu, dia
segera menyedot puting payudara Vivi dengan
penuh nafsu. Bagi Vivi, ini adalah pertama
kalinya seorang lelaki menyentuh tubuhnya. Dia
belum pernah pacaran.
Beberapa menit kemudian, yang bisa diceritakan
adalah Vivi sudah dalam keadaan bugil. Yudi
juga demikian. Segera direbahkannya Vivi
keranjang dan Yudi pun mulai mempraktekkan
keahliannya. Dijilat dan disedotnya vagina Vivi
yang masih perawan itu dengan penuh gairah.
Vivi cuman mengerang kecil, menahan rasa
nikmat untuk pertama kalinya.
Setelah Yudi merasakan vagina Vivi sudah siap,
dia lalu melepas celana dalamnya dan
menyembulah senjata andalannya. Ukurannya
yang cukup besar membuat vivi terbelalak.
“Tenang saja. Mami kamu menyukai anuku ini
lho. Aku jamin kamu juga bakal suka.”, ujar yudi
enteng, menyeringai.
Dia lalu menggesek-gesekkan penisnya yang
kokoh itu pas dibelahan vagina Vivi yang
semakin basah. Vivi melenguh. Dia baru
pertama kali ini melihat penis seorang lelaki dan
lagi penis tersebut sekarang sedang digesekkan
ke alat vitalnya.
Karena sudah tidak sabar ingin menyetubuhi
Vivi, Yudi lalu memposisikan penisnya pas
didepan lubang kenikmatan tersebut dan
mendorongnya. Vivi tersentar kedepan, dia
merasakan sakit divaginanya. Yudi lalu mencoba
untuk menusuknya sekali lagi namun gagal.
“Kamu masih perasan ya nik?”, tanya Yudi
penuh harap. Vivi menganggukdengan lemah.
Kita bisa melihat sebuah senyum penuh
kemenangan merias wajah Yudi. “Sip nik. Nanti
sakit bentar aja kok, abis itu pasti minta lagi.
Hahaha”, tawa Yudi.
Dia lalu dengan segera menusukkan penisnya
kedalam vagina Vivi yang masih sempit itu. Vivi
berteriak kesakitan saat alat kelamin Yudi yang
kokoh itu mulai masuk dan membelah
vaginanya. Erangan kesakitan Vivi malah
menambah nafsu supirnya itu. Lalu dengan
sodokan penuh tenaga, Yudi memasukkan
seluruh penisnya kedalam vagina gadis amoy
ini.
“Oh…”, erangan penuh nikmat dari Yudi diiringi
oleh teriakan kesakitan oleh Vivi. Meleleh-lah air
mata gadis cantik ini. Hatinya semakin kacau. Dia
tidak menyangka bisa berbuat sampai sejauh ini.
Dia tidak menyangka bahwa lelaki pertamanya,
lelaki yang merenggut keperawanannya adalah
supirnya sendiri.
Yudi dengan ganas mengkocok penisnya
didalam vagina Vivi. Dia merasa di “surga”
dunia, menyetubuhi seorang gadis cantik yang
masih perawan. Diciumnya bibir Vivi dengan
penuh gairah. Vivi cuman diam sambil
mengerutkan dahi menahan sakit divaginanya.
Namun setelah beberapa waktu kemudian,
perlahan-lahan Vivi merasakan ada yang aneh.
Rasa sakitnya berangsur-angsur menghilang dan
dia merasakan sebuah sensasi kenikmatan yang
semakin lama semakin kuat. Yudi terus
menyetubuhi gadis ini dengan penuh gairah.
“Uh…kamu seksi sekali nik. Sama putihnya kayak
mami kamu…uh…tapi lebih enak.”, ujar Yudi.
Vivi cuman diam saja. Dia semakin menikmati
dirinya disetubuhi dengan kasar oleh supirnya
ini.
Menit demi menit berlalu. Tiba-tiba Vivi
merasakan ada denyutan yang menggelora dari
dalam tubuhnya. Dia tidak tahu apa itu, tetapi
gelora itu semakin lama semakin kuat. Erangan
sensual semakin terdengar keras keluar dari
mulutnya. Yudi keliatannya mengerti. Dia
semakin kerasa mengkocok penisnya didalam
vagina Vivi sambil kedua tangannya meremas
dengan gemas payudara Vivi yang putih itu.
“Oh…oh…mas…ah…”, erang Vivi, semakin
intens. Akhirnya, dengan sebuah sentakan
kebelakang, vagina Vivi mencengkeram dengan
keras penis Yudi yang sedang berada didalam.
Vivi memeluk Yudi dengan erat sambil
menyambut datangnya orgasme dia yang
pertama.
Beberapa detik kemudian, gelora kenikmatan
itupun menurun. Mata Vivi masih terpejam,
merasakan nikmatnya orgasm yang baru saja
dia dapatkan. Yudi tidak tinggal diam. Dia lalu
mengkocok dengan keras penisnya didalam
vagina Vivi. Saking kerasnya, sampai payudara
Vivi bergoyang kedepan dan kebelakang
mengikuti irama gerakan sang supir itu.
Tanpa menunggu terlalu lama, Yudi lalu
mencabut penisnya dan mengkocoknya. Dia lalu
mengerang dengan penuh nikmat sambil
menyemprotkan spermanya. Selama beberapa
detik dia menikmati sensasi seksual tersebut.
Setelah selesai, dia pun merebahkan dirinya
keranjang. Nafasnya masih tersengal-sengal. Vivi
diam saja sambil menoleh ke samping,
memandangi supirnya.

“Enak kan non? Makanya mami kamu sampe
ketagihan…”, ujar yudi sambil senyum. Vivi
diam saja sambil membersihkan ceceran
sperma disekujur tubuhnya, diwarnai oleh
merahnya darah yang keluar dari vaginanya.
Yudi lalu mengenakan pakaiannya dan keluar dari
kamar, meninggalkan Vivi sendiri didalam sambil
menangis, menyesal atas apa yang sudah
terjadi.
Sejak saat itu, Yudi semakin betah bekerja di
keluarnya Vivi. Dia dapat dengan mudah
mendapatkan seks gratis. Dari maminya Vivi, dia
mendapat uang sebagai balas jasanya.
Sedangkan dengan Vivi, dia bisa mendapatkan
seks kapanpun dengan seorang gadis muda
yang cantik.
Sampai suatu saat, Vivi akhirnya hamil. Rekan-
rekan dapat membayangkan betapa murkanya
sang ayah dan ibunya. Sidang keluarga segera
digelar dan terbongkar bahwa Yudi adalah sang
ayah dari bayi yang dikandung didalam rahim
Vivi.
Walau Yudi bersedia bertanggung-jawab,
namun orang tua Vivi tidak bisa menerimanya.
Karena kesal tidak mendapat restu menikah
dengan Vivi, Yudi akhirnya membongkar juga
skandal dengan sang ibunda. Tambah nggak
karuan deh.
Orang tua Vivi akhirnya bercerai. Karena
sebenarnya pihak yang kaya adalah dari
maminya Silvi, ayah Vivi diberi pembagian harta
gono-gini dan keluar dari rumah. Yudi dipecat
dengan tidak hormat dari pekerjaannya.
Cerita paling santer yang saya dengar adalah Vivi
dibawa ke luar negeri untuk menggugurkan
kandungannya. Setelah itu, dia melanjutkan studi
SMA-nya yang tertinggal di luar negeri juga.
Terakhir saya ketemu dengan Vivi beberapa hari
yang lalu. Wajahnya nampak segar. Tubuhnya
sedikit gemuk, namun justru menambah
keseksiannya. Hehehe… Dia sekarang sudah
bekerja di sebuah perusahaan asing di LN.
Dia berkata bahwa pengalaman buruknya adalah
sebuah pelajaran. Dia berharap tidak ada seorang
gadis pun didunia ini yang melakukan kesalahan
setolol itu. Hm…baguslah. Let’s hope !!


Adult | GO HOME | Exit
1/2347
U-ON

inc Powered by Xtgem.com